CEOT 2013 Part 4



Patal Tohpati-Jawa Power, Pubkom
“Halooo….”
“Haaaiii….”
Menurut jadwal, hari itu adalah hari terakhir di Bali. Hanya satu kunjungann objek pada pagi itu, setelahnya, rombongan kembali pulang ke Jogjakarta. Maka sebelum “cabut”, rombongan meminta Bli Ngurah yang ramah untuk berfoto bersama di depan gerbang penginapan. Kemudian, jam 8 pagi, rombongan pun berangkat menuju PT. Patal Tohpati. Sejam berselang, rombongan pun sampai.
PT. Patal Tohpati adalah pabrik pemintalan benang. Pabrik ini merupakan bagian dari PT. Industri Sandang Nusantara. Beberapa mahasiswa/i tekstil pernah mengunjungi pabrik lainnya, yaitu di PT. Patal Secang, Magelang. Bedanya, di Magelang yang dipintal atau diproduksi adalah benang kapas, sedangkan di Bali, yang diproduksi adalah benang polyester. Rombongan diterima di ruang pertemuan oleh Bapak Fi’in Amirul Muttaqin selaku Manager Produksi Teknik PT. Patal Tohpati. Tidak ada pemutaran video seperti kunjungan industri hari kemarin. Penjelasan dilakukan secara lisan.
Benang yang dibuat adalah polyester (PE) dengan nomor Tex 40. Seratnya sendiri didapat dari PT. Tifico Fiber dan PT. Asia Pacific Fiber. Serat yang diproduksi tersebut panjang seratnya 38, 40, dan 42 mm, dengan diameter 1,3 den. “Makin kecil diameter, makin halus benangnya,” terang Pak Fi’in. Kapasitas produksi di PT. Patal Tohpati, sebagaimana ukuran produksi pabrik pemintalan adalah jumlah spindle (mata pintal), yaitu sebanyak 50 mesin dikalikan 408 spindle sama dengan 20.400 mata pintal.
Di akhir penjelasan, Pak Fi’in berpesan, “Satuan itu sudah hal yang biasa.” Hal ini mengingat dalam pertekstilan seringkali terdapat konversi satuan, baik panjang maupun berat. Setelah itu, rombongan melakukan peninjauan proses dengan melihat langsung mesin-mesin produksi. Kemudian, rombongan berpamitan usai memberikan cinderamata. Pukul 10.30 WITA, bus perlahan meninggalkan PT. Patal Tohpati. Lagu “Sayonara” lalu dinyanyikan bersama-sama mengiringi perpisahan rombongan dengan Bli Ngurah di dalam bus. Jam 11 siang, Bli Ngurah mohon diri dan bus berhenti untuk menurunkan Bli Ngurah. Jogjakarta, we are coming back for you…
Kira-kira jam 12, bus berhenti di Rumah Makan Soka Indah, Tabanan. Rombongan menunaikan shalat zhuhur-ashar dan makan siang. Selepas itu, perjalanan kembali dilanjutkan. Pelabuhan Gilimanuk, kali ini menyambut rombongan pukul 15.00 WITA. Tidak butuh waktu lama, bus segera masuk kapal dan kapal pun berangkat. Selat Bali kembali diseberangi. Waktu Indonesia Tengah kembali jadi Waktu Indonesia Barat. Jam 3 sore waktu setempat, kapal merapat di Pelabuhan Ketapang. Bus kembali melaju hingga berhenti lagi di Rumah Makan Utama Raya, Situbondo, jam 6 petang. Rombongan lalu menunaikan shalat maghrib-isya dan makan malam.
Sebelum lanjut berangkat, Mas Dante mengingatkan, Jawa Power di malam hari akan dihiasi banyak lampu, “Ada yang  bilang seribu satu lampu.” Mas Dante mengajak siapa yang sudah mengantuk untuk menunda dulu tidurnya demi menyaksikan 1001 Lampu di Jawa Power Paiton. Bus pun akhirnya melaju. Dan benar, Jawa Power yang menyuplai sebagian besar listrik di Jawa-Bali terang oleh banyak lampu. Cerobongnya yang besar ikut dihiasi lampu. Jawa Power untuk beberapa menit mengalihkan mata peserta rombongan untuk menatap ke satu titik yang sama.
Bus terus melaju, kembali membelah malam seperti hari keberangkatan rombongan CEOT 2013 sejak masih dari Jogja. Bedanya, sekarang rombongan kembali ke Jogja. Sesekali bus berhenti untuk memberi kesempatan mereka yang hendak membuang hajat. Menjelang pukul 08.30 WIB, rombongan akhirnya tiba kembali di Jogjakarta.
Semoga perjalanan ini berkesan, Kawan, sampai jumpa di CEOT tahun mendatang…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Buku Wajib bagi Mahasiswa Teknik Kimia

Jamtek 2012 Indoor Hari Pertama