CEOT 2013 Part 2



Tanah Lot-Tanjung Benoa, Pubkom
Usai makan siang dan shalat zhuhur-ashar di Warung Mojorejo II Batu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali. Bus berjalan melewati daerah Pasuruan, Jawa Power Paiton (1001 Lampu) di Probolinggo, dan berhenti di Situbondo. Di Rumah Makan Puritama, rombongan sejenak makan malam dan shalat maghrib-isya sambil diiringi guyuran hujan deras. Setelah hujan reda, perjalanan dilanjut. Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menyambut sekitar jam setengah 8 malam. Bus langsung masuk kapal untuk menyeberangi selat. Pukul 22.00 WIB, kapal berangkat. Dan satu jam kemudian, kapal tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pukul 00.00 WITA.
Bus langsung melaju ke Tanah Lot, Tabanan. Hanya sedikit yang tahu kalau jam 3 dini hari, bus sudah sampai di Tanah Lot, karena banyak yang tertidur di bus. Ketika samar terdengar adzan subuh, beberapa mulai bangun dan membersihkan diri di kamar mandi umum di sekitar parkir Tanah Lot. Beberapa lagi berkeliling melihat-lihat kawasan Tanah Lot. Kira-kira jam 7, rombongan sarapan pagi. Seorang pemandu memperkenalkan diri: Bli Ngurah. Bli Ngurah kemudian memandu rombongan berkunjung ke Pura Tanah Lot. Bli Ngurah berbicara tentang sejarah pura di Bali, di antaranya Pura Besakih di lereng Gunung Agung dan Pura Tanah Lot di pinggir pantai Tabanan. Kebetulan hari itu, sedang ada persiapan menyambut Upacara Bulan Purnama di Tanah Lot.
Pukul 09.00 WITA, rombongan kembali beranjak, kali ini ke Tanjung Benoa. Terlebih dulu Bli Ngurah berujar, “Kalau bli bilang ‘halooo’, adek-adek jawab ‘haaaiii’.” Bli Ngurah bercerita seputaran Bali di sepanjang perjanalan. Terlebih dulu dikenalkan salam khas Bali yang diucapkan sembari menangkupkan kedua telapak tangan, “Om swastyastu,” yang artinya, “Semoga kita selalu dalam lindunga Tuhan.” Bali merupakan provinsi yang terdiri dari 6 pulau dan 8 kabupaten, dengan ibukotanya Denpasar. “Tiada hari orang Bali tanpa upacara,” tutur Bli Ngurah. Upacara yang dimaksud adalah upacara ketuhanan, upacara penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal, penghormatan terhadap para spiritual, upacara manusia, dan upacara persembahan kepada alam.
Untuk memuja kebesaran Sang Pencipta, di rumah orang-orang Hindu Bali ada sebuah tempat yang disebut “sanggah” atau “merajang”, atau sama seperti “mushola” bagi umat Islam. Sanggah dilakukan untuk melaksanakan upacara harian, yaitu setiap pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Kalau “pura” sama seperti “masjid”. Upacara yang dilakukan umat Hindu Bali adalah upacara harian, bulanan (saat Purnama), 6 bulan sekali (Galungan dan Kuningan), dan 1 tahun sekali (Nyepi). Berbagai upacara yang ada dilakukan untuk menjaga keseimbangan di antara manusia dan Tuhan, manusia dan manusia, dan manusia dan alam.
  Pukul 10.30 WITA, rombongan tiba di Tanjung Benoa. Ada banyak water sport yang bisa dilakukan, Tanjung Benoa dikenal dengan ombaknya yang pas untuk permainan air. Dengan menyewa dua perahu boat, rombongan CEOT 2013 berlayar dari pantai menuju Pulau Penyu. Di sana, ada kumpulan penyu sedari usianya masih bayi hingga sudah dewasa. Ada pula hewan-hewan yang dilindungi lainnya, yaitu iguana, elang bondol, rangkok, kelelawar berukuran raksasa, ular, dan burung jalak. Setiap orang yang datang ke Pulau Penyu diberi kesempatan untuk berfoto dengan hewan-hewan tersebut, sambil dibantu para guide yang ada di sana.
Setelah puas di Pulau Penyu, rombongan kembali ke pantai Tanjung Benoa. Dalam perjalanan kembali, tidak disangka Pak Amin terjun ke laut untuk berenang. “Sudah lama ini saya tidak berenang, segar rasanya,” sahut Pak Amin senang. Jadilah pakaian Pak Amin basah semua, dompet dan ponselnya dititipkan ke salah seorang mahasiswa. Rombongan kemudian makan siang di pinggir pantai dan melanjutkan perjalanan ke Puja Mandala.
Puja Mandala adalah pusat peribadatan lima agama yang diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tahun 1988. Di sana ada Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua, dan Pura Jagatnatha. Kelima bangunan berdiri secara berdampingan sebagai bentuk toleransi antarumat beragama di Indonesia. Di Masjid Agung Ibnu Batutah, rombongan menunaikan shalat zhuhur-ashar.
Perjalanan disambung ke Pantai Dreamland, bus tiba di sana jam setengah 3 sore. Acara di pantai diisi dengan bermain bersama ombak dan pasir. Ombak yang tak henti datang dan pergi dengan gelombang menantang membuat sayang dilewatkan oleh rombongan CEOT 2013, tak terkecuali Pak Amin. Sekitar jam 5, acara bermain di pantai disudahi. Rombongan lalu berganti pakaian dan menuju Pusat Oleh-oleh Krisna.
Setiap rombongan yang datang ke Krisna ditempeli stiker khusus di bajunya, sebagai penanda agar mudah dikenali. Rombongan CEOT 2013 ada yang berbelanja makanan, aksesoris, pakaian, dan lain sebagainya. Di Krisna, rombongan juga makan malam. Setelah dirasa tuntas, rombongan bertolak ke penginapan. Setelah kurang lebih 24 jam tidak bertemu kasur (sejak jam 8 malam pada hari sebelumnya), pukul 20.00 WITA, rombongan tiba di Hotel Diana 2 untuk beristirahat. Kembali membersihkan diri dan melepas lelah, memperbaiki energi untuk kunjungan esok harinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Buku Wajib bagi Mahasiswa Teknik Kimia

Jamtek 2012 Indoor Hari Pertama