Pembuatan Batik Fractal vs Batik Tradisional

Netsains.Com – Batik Fractal adalah batik yang sentuhan desainnya (corak dan ragam hiasnya) dibuat dengan rumus-rumus matematika yang dikerjakan dengan teknologi komputer.  Secara proses pembuatan batik fractal dibagi menjadi 2 tahap, tahap pertama adalah pembuatan desain yang dilakukan oleh tim desain fractal, dan tahap kedua dilakukan oleh tim pembuat batik.
Pengembangan sofware Batik Fractal dilakukan di Bandung oleh Tim Pixel People dan Bandung Fe Institute, sedangkan produksi batiknya dilakukan oleh Batik Komar di Bandung pula.
Pada tahap pertama hanya menghasilkan sampai batas pola gambar (warna) yang dicetak pada selembar kertas dengan ukuran Folio. Tahap berikutnya akan dilanjutkan pada proses batik yang dikerjakan oleh tim produksi batik.
Yun Hariadi salah satu anggota Tim Pixel People menjelaskan proses pembuatan desain batik fractal sebagai berikut “Sebelum membuat batik, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur DNA batik tersebut.  Mengukur keteraturan motif dan ciri khas batik dengan menggunakan alat yang disebut Dimensi Fractal. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya disebut DNA batik.  Sebagai  contoh motif parang rusak dari Yogyakarta.  Pertama-tama, motif batik tersebut ditransformasikan dalam rumus matematika fractal dengan bahasa L-System. Rumus tersebut kemudian dimodifikasi dengan mengubah parameter-parameternya sehingga menghasilkan rumus yang lebih kompleks dan rumit.  Selanjutnya, rumus tersebut diolah dengan program jBatik, sebuah aplikasi yang dibangun dengan basis open source software. Rumus ini akan menghasilkan gambar motif batik yang berbeda dari motif asli.  Desainer dapat terus mengubah parameter rumusnya sehingga gambar yang dihasilkan sesuai dengan estetika desainer. Setelah desainer mendapatkan motif yang diharapkan, motif tersebut kemudian diberikan kepada pembatik tradisional untuk dicanting di atas kain. “.
Masih dikatakan oleh Yun Hariadi, “Berangkat dari teori Chaos, yaitu teori yang membahas kesensitifan pada kondisi awal, Tim berhasil mengaplikasikan matematika dalam software JBatik. Fraktal muncul sebagai tanda keteraturan dalam kekacauan (chaos) dalam suatu sistem yang kompleks. Salah satu cara untuk memahami fraktal adalah dengan menggunakan penggaris dimensi fraktal yang membutuhkan geometri baru, geometri yang mampu mengakomodasi konsep tentang kesamaan diri (Geometri Fraktal, Mendelbrot 1967). Geometri fraktal mengakomodasi objek yang berdimensi pecahan, misalnya 0.7, 1.5, atau 2.75. Dengan penggaris dimensi fraktal, tingkat fraktal suatu benda dapat dibandingkan. Dalam penjelasannya, hasil perhitungan dimensi fraktal pada batik dengan sampel 200 motif batik menunjukan bahwa batik memiliki dimensi fraktal 1.5. Hal ini menunjukan bahwa motif batik tidak cukup digambarkan oleh benda berdimensi satu namun berlebihan jika digambarkan benda berdimensi dua.
Setelah kita mengetahui proses penciptaan desain batik fractal secara teori, maka akan saya jelaskan secara detil proses memproduksi Batik Fractal secara tradisional. Berdasarkan pengalaman yang telah saya lakukan, tahapan proses produksi batik fractal relatif lebih panjang dan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan proses produksi batik tradisional. Walaupun pasti ada sisi lebih dan kurangnya bila dibandingkan antara pembuatan batik tradisional versus batik fractal. Penjelasan proses produksi batik fractal secara rinci sebagai berikut :
a.    Untuk mendesain awal batik fractal kita memerlukan beberapa alat yang cangggih seperti seperangkat komputer dengan kemampuan yang tinggi, printer dan harus ada jasa layanan mesin foto copy yang bisa memperbesar gambar hingga ukuran A0. Untuk mendesain motif fractal harus memiliki kemampuan mengoperasikan komputer dan mengerti logika pemrograman komputer. Seorang desainer batik fractal harus mampu  menggunakan beberapa sofware komputer, diantaranya software Jbatik yang telah dibuat khusus untuk merancang desain fractal, dan diharapkan harus orang yang memiliki kemampuan yang cukup dengan teknologi komputer, sains dan art. Sementara untuk desainer batik tradisional cukup dengan menggunakan pensil atau pena jenis rapido. Kalau sekedar gambar atau sketsa yang bentuknya asal kiranya dengan adanya sofware Jbatik tersebut bisa sedikit memudahkan, namun bila motif-motif yang diinginkan harus bagus dan menarik kiranya seorang desainer batik fractal harus bekerja keras dengan memutar otaknya.
b.    Perlu kiranya saya sampaikan sedikit contoh penggalan rumus desain fractal dengan tema “Patran Kangkung motif batik Tradisional Cirebonan” yang pernah dicoba dibuat sebagai berikut:
“E=[A][B][C][D],A=C+FAE,B=C-FBE,C=C?FCE, D=C&FDE” artinya lambang [ ] menandakan     percabangan, ‘+’, ‘-‘, ‘&’, ?, menandakan sudut dalam 3 dimensi.
Kelebihan dari sofware Jbatik ini yang kami rasakan adalah bilamana kita telah mendapatkan beberapa modul gambar (rumus), maka pengolahan dan pengembangan desain selanjutnya akan lebih mudah dan lebih banyak mendapatkan variasi desain yang berbeda dan sangat cepat sekali bila dibandingkan dengan langkah mendesain secara manual. Kita bisa membuat simulasi desain dengan komposisi lay-out motif, detail motif (lengkap dengan variasi isen-isen), visualisasi desain dengan tiga dimensi, memperbesar dan memperkecil gambar, simulasi warna yang sangat cepat dan indah sesuai dengan yang kita inginkan.
batik1
Gambar dibuat dengan Komputer
batik2
Gambar yang sudah disederhanakan
c.    Gambar atau desain yang telah dibuat oleh desainer batik fractal kemudian dicetak pada selembar kertas ukuran Folio. Langkah selanjutnya gambar atau desain tersebut  harus kita perbesar dengan menggunakan mesin fotocopy terlebih dahulu untuk mendapat ukuran yang semestinya dengan lebar kain yang digunakan. Kain yang digunakan umumnya berukuran lebar 110 cm hingga 120 cm sedangkan panjang kain tergantung dari jenis batik yang akan diproduksi, misalnya untuk bahan kemeja maka perlu panjang kain 270 cm. Khusus untuk desain fractal yang akan dikerjakan dengan proses batik cap, maka desainnya tidak perlu dilakukan pembesaran terlebih dahulu, desain fractal cukup di cetak dengan ukuran maksimal 20 cm X 20 cm.
d.    Desain fractal yang telah diperbesar dengan mesin fotocopy, kemudian harus kita salin ke kertas transparan ukuran A0 dengan menggunakan spidol gambar atau pena rapido. Pekerja yang menyalin (penterjemah) gambar asli fractal harus memiliki kemampuan proses membatik tradisional dan mengerti membuat desain-desain batik. Desain fractal bentukan software Jbatik harus sedikit direduksi dan disesuaikan dengan pola-pola kerja proses perajin batik dalam menggunakan canting batik. Bilamana orang yang menyalin gambar desain fractal belum mengerti proses mencanting dengan mengggunakan lilin batik maka desain fractal akan sulit dikerjakan oleh perajin batik tradisional.
e.    Setelah desain fractal (gambar) tersalin di kertas transparan dengan ukuran A0, maka proses selanjutnya desain fractal dituliskan pada selembar kain putih (bahan katun atau kain sutra), dengan cara  bisa menggunakan ballpoint atau dengan di lengreng (langsung digambar dengan menggunakan canting lilin/malam).  Tukang salin gambar (tukang lengreng) harus mengerti betul pola-pola tentang produk batik, misalkan untuk produk kemeja maka harus bisa menghitung ukuran lay-out dan tata letak gambar yang diperlukan.
f.    Proses selanjutnya, kain putih yang telah ada gambarnya kemudian dikerjakan dengan menggunakan canting batik. Canting yang digunakan biasanya akan disesuaikan dengan besar kecilnya garis-garis gambar. Ukuran lubang ujung canting sangat bervariasi, dan goresan canting akan mengikuti dengan bentuk detil gambar, baik berupa pengerjaan isen-isen atau penutupan (nembok).
g.    Setelah proses pelilinan selesai dikerjakan, kemudian kain diberi warna dengan teknik rintang celup sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah kain dijemur hingga kering, kemudian kita tutupi lagi pada bagian detil gambar dengan menggunakan canting yang diisi lilin, setelah selesai penutupan lilin kemudian dilakukan pewarnaan kembali dengan unsur warna yang berbeda. Langkah selanjutnya bisa dilakukan berulang-ulang sesuai dengan proses pewarnaan yang kita perlukan hingga diakhiri dengan proses pelorodan lilin (menghilangkan lilin dengan cara direbus dengan air yang mendidih).
batik3
Proses Pelilinan
batik4
Batik Fractal yang telah selesai
Sehingga bisa disampaikan, bahwa proses pengerjaan batik fractal tidak semudah mengerjakan batik-batik tradisional pada umumnya dan membutuhkan biaya produksi yang cukup besar, namun hasilnyapun tidak kalah menariknya dengan desain-desain batik tradisional. Batik fractal merupakan pelengkap ragam hias motif-motif batik tradisional dan memberikan pilihan baru bagi pecinta batik Indonesia.  Waktu yang dibutuhkan untuk  mengerjakan satu desain batik fractal hampir sama dengan pengerjaan batik tulis motif tradisional, ada yang memerlukan waktu 2 hingga 6 bulan untuk menghasilkan kualitas batik yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Buku Wajib bagi Mahasiswa Teknik Kimia

Jamtek 2012 Indoor Hari Pertama